Contoh Resensi Buku Tuhanku Kekasihku



TUHANKU KEKASIHKU

Sinopsis Tuhanku Kekasihku 
     Novel Tuhanku Kekasihku ini berkisah tentang aneka tema yang kait berkelindan; dari soal ekonomi, teologi, poligami, poliandri, eksistensi hingga spiritualitas. Habiel adalah pelaku utamanya. Tokoh lainnya adalah Lina, Marisa, Mak Sari, dan sejumlah nama. Semua berkisah tentang pahit-manis dan ironi-getir di dalam menjalani kehidupan. Namun demikian, jika diikuti dengan sabar dan saksama maka segeralah terbaca bahwa tema besar dari novel ini ialah upaya seorang manusia menemukan jati dirinya. Habiel sendiri seorang anak muda yang lahir dari keluarga petani papa. Ia seorang santri. Lalu kuliah. Liku hidupnya tidak ia lalui dengan mudah dan indah. Itulah yang membuat dia pernah berontak kepada Tuhan dalam waktu yang cukup panjang. Beruntung ia tidak edan! Ia pun segera pada kesimpulan: Hidup haruslah dijalani dengan ringan dan riang. Semua itu hanya bisa ia rasakan setelah menyudahi permusuhannya dengan Tuhan. Sebab, ketika bermusuhan dengan Tuhan ia pun merasa bermusuhan dengan kehidupan. Novel ini bisa menjadi bahan renungan sekaligus ladang inspirasi bagi siapapun yang hendak meraup hikmah dari perjalanan hidup seseorang.
Identitas Buku 
Judul Buku               : Tuhanku Kekasihku
Pengarang                : Zoel Kanwa
Penerbit                   : Nadi Pustaka
Kota Terbit              : -
Cetakan                  : Pertama, Tahun 2012
Jumlah halaman       : viii + 356 

Timbangan Isi Buku 
Isi Buku : Kisahnya sangat menarik. Karena menceritakan tentang seseorang yang tadinya pernah berontak dengan Tuhan karena liku hidupnya yang sangat pedih, sekarang telah menemukan jati dirinya.

Cover Buku : Dari segi sampul buku ini cukup menarik, dengan warna hitam yang lebih dominan membuat kita bisa ikut merasakan isi bukunya.

Bahasa : Dalam buku ini bahasa yang digunakan adalah bahasa tidak baku, jadi memudahkan para pembaca untuk memahami isi bukunya.

Gambar : Tidak ada satupun gambar yang terdapat pada isi buku, hal ini dapat membuat para pembaca mudah merasa bosan karena dengan jutaan kata di dalam buku tidak terdapat satupun gambar untuk memudahkan memahami isi buku. 

Keterpakaian Buku 
Buku ini ditujukan untuk orang yang berusia 12 tahun keatas, karena didalamnya terdapat kisah yang tidak semestinya dibaca oleh kalangan anak kecil.
 
 

Komentar